KENDAL DESTINATION

atraksi lumba- lumba pantai cahaya

KENDAL DESTINATION

PLANOLOGI URBAN KENDAL

KENDAL DESTINATION

Cafe Walet Pondok Ijo (WELERI KENDAL)

KENDAL DESTINATION

pemandangan pantai cahaya

KENDAL DESTINATION

suasana malam alun alun kota kendal

Sabtu, 13 Januari 2018

sejuta warna kampung pelangi


           

Nama kampung pelangi belakangan ini menadi santer terdengar belakangan ini Kampung Gunung Brintik beberapa bulan yang lalu adalah kampung kumuh yang tak tertata dengan rimbunan tanaman liar dan tembok-tembok merah tak berplester. Letaknya persis di pinggir Kali Semarang dengan kurang lebih 325 rumah. Namun beberapa pekan terakhir, kampung ini berubah rupa, dan juga berganti nama: menjadi Kampung Pelangi yang penuhi warna-warni.

Proyek ini bermula dari rencana perbaikan Pasar Bunga Kalisari yang diinisiasi pemerintah kota tahun lalu. Pasar bunga yang berada persis di depannya itu diharapkan menjadi destinasi wisata baru dengan renovasi sekitar Rp9,6 milyar.

"(Tapi) setelah perbaikan itu selesai pada Desember lalu, kita lihat keindahan pasar tidak didukung oleh perkampungan di belakangnya yang merupakan kawasan kumuh," kata Wali kota Semarang Hendrar Prihadi.

Dari situlah muncul ide untuk melakukan renovasi kampung dengan proyeksi anggaran sekitar Rp3 milyar. Namun proyek ini tidak bisa didukung oleh anggaran pemerintah karena tidak semua rumah di sana tergolong miskin, sehingga pendanaan akhirnya dikumpulkan dari sumbangan, dana CSR perusahaan, hingga uang pribadi.

Menarik perhatian dunia

Ini tentu bukanlah kampung bercat warna-warni pertama di Indonesia. Sejumlah daerah seperti Malang, Balikpapan, dan Lubuklinggau juga memiliki konsep kampung tematik yang serupa.

Tapi foto-foto yang banyak diunggah di media sosial media asing ramai membicarakannya. Sebutlah media Inggris, The Independent dan Mirror hingga situs konten media sosial seperti BuzzFeed dan BoredPanda.


"Dari perumahan reyot menjadi kampung pelangi: kota kumuh disulap menjadi tempat wisata populer berkat polesan cat,"
Banyak wisatawan lokal datang ke kampung ini terutama pagi dan menjelang sore. Lidia asal Bekasi misalnya tahu tentang kampung ini dari unggahan di media sosial. Dia kebetulan singgah di Semarang, dan akhirnya menyempatkan diri mampir, untuk melihat dan berselfie.